-->

Fredek Batlajeri Bantah Terlibat dalam Dugaan Pengeroyokan Charles Tanago

Fredek Batlajeri Bantah Terlibat dalam Dugaan Pengeroyokan Charles TanagoSAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Kuasa hukum Fredek Batlajeri, Yusuf Siletty SH menyatakan bahwa pengeroyokan yang terjadi pada Thom Charles Jhon Tanago di Kantor Badan Kepegawaian Daerah dan Sumber Daya Manusia (BKDSDM) Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku pada Selasa (07/08/2019) pukul 10.00 WIT terjadi tanpa melibatkan kliennya. 

"Dia menuduh klien saya yang memukul. Padahal klien saya ada didalam ruangan dan tidak tahu kalau ada kejadian diluar," bantah dia kepada Lelemuku.com, via seluler pada Kamis (08/08/2019).

Ditegaskan setelah massa yang mayoritas pegawai dari kantor-kantor sekitarnya mendatangi terduga pencemaran nama baik 3 pejabat daerah ini ini, kliennya yang menjabat sebagai Sekretaris BKDSDM Tanimbar itu mengambil sikap mundur, sebab tidak ingin ada tindakkan kekerasan di tempatnya bekerja.

"Dia datang ke kantor, kata-katain Pede dan akhirnya terjadi cekcok disitu. Selanjutnya Pede masuk ke ruangannya, sementara kejadian diluar tidak dia ketahui. Dan yang ambil tindakan pengamanan ini adalah beberapa orang yang tidak ingin massa yang sudah ada dikantor tersebut mendekati dia (Charles). Sebab setelah massa datang sebegitu banyak, dia lari menjauh dari massa sehingga terjatuh. Lalu kalau bilang dia dipukul dimuka oleh klien saya, pasti mukanya bengkak dan ada bukti lukanya, tapi tidak ada sama sekali," ungkap Siletty.

Pengacara asal Desa Arma ini menyatakan bahwa usaha Tanago tersebut tidak tepat, sebab seharusnya upaya mempertanyakan alasan pelaporan kasus dugaan pencemaran nama baik Ketua DPRD Tanimbar, Frengky Limber, Bupati Tanimbar Petrus Fatlolon dan Kapolres MTB AKBP Andre Sukendar SIK ini dilakukan pada beberapa waktu lalu pasca unjuk rasa masyarakat di Kantor Bupati pada 24 Juni lalu. 

"Pertanyaannya kenapa baru sekarang dia datang untuk bertanya ke Pede, 'mengapa dia dilapor'. Ini berarti bahwa ada pihak tertentu atas alasan sesuatu yang membuat dia datang ke kantor dan datang dengan emosional. Sebab seharusnya pertanyaan itu ditanyakan saat laporan pada bulan Juni lalu. Sehingga kalau ditanyakan saat ini, pertanyaan itu sama sekali tidak ada alasannya dan tidak relevan," papar dia.

Selanjutnya ia mengharapkan agar aparat keamanan dapat bersikap tegas atas kasus dugaan pencemaran nama baik ini. Sebab hal ini berkaitan dengan nama baik pejabat tertinggi kabupaten yang seharusnya dijaga oleh warga masyarakatnya. Ia khawatir jika hal ini dibiarkan, akan merembet ke hal-hal yang tidak diduga, termasuk pada masalah baru seperti upaya provokatif berujung kekerasan yang berusaha memancing pihak-pihak yang saat ini berbeda pendapat.

"Dia datang ketempat itu pasti sudah punya niat, sehingga saya minta Kapolres supaya segera melakukan penahanan kepada mereka yang ingin menimbulkan masalah. Sebab kalau dia dapat melakukan dugaan pencemaran nama baik di Facebook berarti publik sudah tau bahwa ada yang salah. Kita sudah lihat sendiri bahwa orang yang menfitnah bapak Presiden saja langsung diciduk, hal yang sama harusnya diberlakukan. Apakah aturan di Jakarta itu berbeda dengan di Saumlaki? saya bilang tidak sebab sebagaimana orang mencintai presiden kita Pak Jokowi sama halnya dengan Pak Bupati kita Petrus Fatlolon. Sebab masyarakat sangat sayang kepada pak bupati, dan siapapun yang menghina dan melakukan kabar bohong terhadap pimpinan daerah," ujar Siletty.

Sebelumnya kepada SimpulRakyat.co.id, Charles Tanago mengaku telah dikeroyok dan dianiaya sejumlah oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) Tanimbar di halaman kantor BKDSDM Tanimbar, lantaran dirinya datang dan menanyakan apa alasan mereka mendemonya pada bulan Juni 2019 lalu. Akibat dugaann kekerasan ini ia bersama pengacaranya kemudian membuat laporan ke Polres MTB.

"Awalnya saya datang ke kantor BKD sekitar pukul 10.00 pagi tadi dan tanyakan ke pak Pede Batlayeri 'kenapa saya didemo, apa salah saya?' Kemudian pak Pede jawab, 'sudah di ranah hukum jadi nanti kita berproses saja.' Saya bilang, kan saya sudah kenal pak Pede makanya saya datang sebagai sahabat ingin tanya apa alasan pak Pede dan para ASN demo saya. Cuma dari belakang ada seorang pegawai BKD pegang tangan kanan saya, saya bilang kenapa pegang saya, lalu terjadi percekcokan dan akhirnya saya keluar dari pintu samping," akunya.

Lanjut dia, kemudian, saat diluar ia mendengar ada pegawai BKD berteriak dan beberapa ASN menghampiri dirinya. Sempat terjadi lagi 'adu mulut' dan akhirnya ia dipukul oleh Batlajeri di bagian depan wajahnya. Selanjutnya, sekitar 10-15 orang pegawai BKD mulai mengeroyoknya hingga ia terjatuh ke tanah, kemudian ia diinjak dan ditendang diseluruh tubuhnya hingga lebam bahkan luka-luka di sekujur tubuhnya.

"Saya tidak kenal mereka, hanya yang saya tahu pak Pede Batlayeri pukul muka saya duluan baru kemudian pegawainya menyusul mengeroyok. Saat itu saya bergerak ke halaman depan dan terjatuh, kemudian saya ditendang dan diinjak mereka. Tapi ada ibu-ibu yang datang pisahkan mereka dan saya. Saya pun bangun dan lari ke depan jalan, diantar oleh salah seorang ibu pegawai disitu. Kebetulan ada seorang anggota polisi disana dan dia langsung antar saya ke Polres," lanjut Tanago. (Albert Batlayeri)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel