-->

Inilah Alasan Pemkab MTB Lakukan Operasi Pasar dan Pasar Murah

Inilah Alasan Pemkab MTB Lakukan Operasi Pasar dan Pasar Murah
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Menyikapi kondisi kelangkaan beras di Kota Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku selama  satu pekan terakhir, Pemerintah Daerah (Pemda) MTB pada Kamis (8/3) menggelar rapat koordinasi. 

Rapat ini dipimpin Wakil Bupati MTB, Agustinus Utuwaly, S.Sos bersama dengan para pengusaha atau distributor beras dan pimpinan SKPD terkait seperti Dinas Perindustrian Perdagangan dan Tenaga Kerja (Disperindagnaker), Dinas Ketahanan Pangan, Bagian Ekokesra, Dinas Perhubungan dan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) ini berlangsung di ruang rapat Wakil Bupati. 

Tujuannya untuk membicarakan persoalan kelangkaan beras yang terjadi di Saumlaki. Informasi yang diperoleh dari sejumlah pedagang yang hadir menyebutkan bahwa terjadi kelangkaan beras disebabkan oleh keterlambatan kapal yang membawa beras dari Surabaya, Provinsi Jawa Timur ke Saumlaki dan juga karena faktor bongkar muat yang dipengaruhi oleh faktor alam, bukan faktor kesengajaan.

Atas dasar itu Wakil Bupati menginstruksikan kepada pimpinan SKPD terkait untuk bekerja sama dengan para pengusaha untuk menggelar Pasar Murah Khusus untuk menjual beras kepada masyarakat dengan harga yang terjangkau, yang dijadwalkan akan dilakukan pada pada hari Jumat (09/03) terkonsentrasi di depan Taman Kota Saumlaki. 

“Kebijakan menjual beras dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga beberapa hari ke depan. Dari hasil diskusi dengan para pengusaha dipastikan pada pekan depan setelah kapal yang mengangkut beras tiba di saumlaki maka ketersediaan beras sudah kembali normal,” kata Wabup. 

Sementara itu pada tanggal (08/03) dari hasil operasi pasar yang dilakukan oleh SKPD terkait mendapati bahwa stok beras di Kota Saumlaki benar-benar tidak ada. 

Kepala Bidang Perdagangan pada Disperindagnaker, Ny Marleyn O. Haluruk, S.Sos membenarkan bahwa stok beras pada tingkat penyalur hingga ke pedagang pengecer di kota saumlaki benar-benar tidak tersedia alias kehabisan stok. 

“Akibat kelangkaan tersebut maka harga beraspun mengalami kenaikan cukup signifikan hingga mencapai angka Rp150.000, untuk beras ukuran 10 kg, dari harga sebelumnya yang berkisar Rp125.000. Fakta lain yang ditemukan oleh tim operasi gabungan bahwa akibat kelangkaan ini, para pedagang khususnya di tingkat pengecer, terpaksa menjual beras kiloan kepada konsumen,” ujar dia.

Terhadap kelangkaan tersebut, Pemda telah menginstruksikan melalui surat yang dikirim kepada para pengusaha terutama pedagang beras yang masih mempunyai sisa stok beras dari tahun 2017 agar tidak menjualnya dengan harga yang melampui batas harga normal.Tujuannya agar mereka tidak mencari keuntungan di tengah krisis kelangkaan beras saat ini. 

Haluruk memastikan, pada beberapa hari ke depan stok beras di Saumlaki akan kembali stabil, mengingat kapal milik pengusaha yang membawa beras sedang menuju Saumlaki dari Ambon, Papua dan Surabaya. (HumasMTB)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel