-->

Triawan Munaf Nilai Bisnis Online dan Offline Temukan Keseimbangan Baru

JAKARTA, LELEMUKU.COM - Selama empat tahun terakhir, bisnis e-commerce mengalami pertumbuhan pesat hingga melahirkan empat unicorn (perusahaan start up yang memiliki valuasi lebih dari US$1 miliar) di Indonesia. Meski begitu, bisnis online dinilai tak akan menghilangkan offline dan akan menemui keseimbangan baru.

“Bisnis online dan offline akan menemui keseimbangan baru karena dua hal tersebut saling melengkapi. Seperti halnya bioskop yang dinilai tak akan lagi diminati karena munculnya layanan over the top (OTT) seperti Netflix, Iflix, Hooq, dan lainnya berkembang. Namun nyatanya, jumlah penonton bioskop untuk film nasional terus meningkat setiap tahun,” ungkap Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf dalam acara E-commerce 4.0, What Next? dengan tema Demistifying The Future of E-commerce in Indonesia di Ballroom Ritz Carlton Kuningan, Selasa (19/2).

Menurut dia, pengalaman seseorang masih memberi pengaruh bagi seseorang sebelum memutuskan untuk membeli, terutama membeli gawai, furniture maupun kendaraan bermotor. Pengamat Ekonomi, Yustinus Prastowo, mengatakan secanggih apapun teknologi, selama manusia ada, interaksi tidak akan pernah tergantikan. Oleh karena itu, dituntut kreativitas untuk menciptakan inovasi yang mengakomodir kebutuhan manusia.

Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Managing Director Ipsos Indonesia, Soeprapto Tan. Dia menyampaikan di Tiongkok, Alibaba telah berhasil menggabungkan online dan offline dengan memberi pengalaman belanja yang berbeda kepada konsumen, dimana konsumen datang ke toko untuk melihat dan mencoba produk tapi bertransaksi layaknya membeli secara online.

CEO Blibli.com, Kustomo Martono mengaku sejak awal melihat perlunya integrasi online dan offline. Menurut dia, keberadaan market place tidak untuk mematikan bisnis offline tapi menjadi pelengkap dan alternatif bagi konsumen. Dia mengungkapkan Blibli.com pada tahun lalu telah meluncurkan layanan online to offline (O2O) dan telah menggandeng lebih dari 3.000 mitra saat ini dan ditargetkan menjadi lebih dari 10.000 mitra hingga akhir 2019.

“Teknologi ada untuk memberi kemudahan kepada masyarakat. Seperti halnya membeli kendaraan bermotor, nantinya bisa dilakukan secara online tapi tidak otomatis dealer akan hilang karena dealer itu memudahkan proses dan mendekatkan distribusi dan juga melayani 3S, yakni sales, service, dan sparepart,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Triawan mengungkapkan dalam bisnis online juga harus memikirkan ketersediaan dan kualitas barang. Hal ini supaya produk nasional bisa merambah ke luar negeri, seperti mengikuti program 11/11 yang dilakukan Alibaba.

“Saat mendapat tawaran dari Alibaba di tahun lalu, cukup kesulitan menentukan produk yang akan diikutsertakan dalam program 11/11. Hanya lima produk yang siap dari sisi jumlah dan kualitas. Oleh karena itu, ketersediaan produk harus dipikirkan bersama. Tak hanya untuk pasar luar negeri tapi juga dalam negeri,” ujarnya. (Bekraf)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel