-->

Tradisi Lisan Penting Menjaga Identitas Bermasyarakat


Tradisi lisan adalah pesan lisan yang disampaikan secara turun temurun dari generasi ke generasi.  Merujuk pada pendapat Danandjaja (1994), tradisi lisan tidak terlepas dari konsep folklor yaitu kebudayaan suatu kolektif masyarakat yang diwariskan turun temurun.

Tradisi lisan umumnya berbentuk puisi dan prosa rakyat, di antaranya; nyanyian, pantun, cerita rakyat, nasihat, balada, dan sebagainya. Di dalam tradisi lisan terkandung nilai-nilai kearifan lokal yang penting bagi masyarakat pemiliknya. Nilai-nilai kearifan lokal tersebut memiliki fungsi penting bagi masyarakat. Di antaranya berhubungan dengan pemeliharaan lingkungan, kesehatan, ekosistem, serta hubungan dengan sesama manusia.

Pemeliharaan lingkungan hidup dan ekosistem di sekitar masyarakat dalam kaitannya dengan tradisi menjadi penting agar masyarakat tidak bebas untuk melakukan tindakan-tindakan diluar aturan yang berlaku.

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya termasuk tradisi. Setiap daerah mimiliki tradisi yang berbeda satu dengan yang lainnya termasuk di daerah Maluku. Sayangnya saat ini tradisi lisan mulai terabaikan di tengah masyarakat. Hal ini terjadi karena perkembangan zaman yang membuat perlahan keberadaan tradisi lisan tergantikan dengan modernisasi yang berlaku di masyarakat.

Selain itu, masa pandemi mengakibatkan terhentinya pelaksanaan sejumlah tradisi di masyarakat. Padahal kemampuan tradisi lisan untuk bertahan sangat bergantung pada kesadaran masyarakat untuk mempertahankannya. Pemertahanan bukan hanya menjadi tanggung jawab pelaku tradisi seperti para ketua adat dan tokoh-tokoh adat tetapi menjadi tanggung jawab semua pihak.            

Masa pandemi Covid-19 menjadi tantangan terbesar dalam pemertahanan tradisi lisan. Beberapa tradisi lisan di masyarakat tidak dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal atau momentumnya karena kondisi pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Pada umumnya, pelaksanaan tradisi lisan membutuhkan keterlibatan langsung para pelaku tradisi maupun masyarakat umum. Misalnya pelaksanaan tradisi sasi ikan lompa di Pulau Haruku, upacara panas pela, upacara adat pelantikan raja, dan sebagainya. Jika praktik tradisi seperti ini tidak dapat dilaksanakan, apakah memungkinkan untuk tradisi lisan bertahan? Ini menjadi pertanyaan kritis bagi semua pihak. Sebab pelaksanaan tradisi lisan yang membutuhkan keterlibatan langsung banyak orang menjadi hal yang sulit untuk dilakukan saat ini.  

Pemerintah daerah perlu memberikan dukungan dalam upaya pelindungan dan pelestarian tradisi lisan selama masa pandemi Covid-19 ini. Jika tidak ada perhatian pemerintah akan sulit untuk mempertahankannya. Keberadaan para pelaku tradisi perlu menjadi perhatian penting karena mereka adalah ujung tombak dari bertahan dan tidaknya tradisi lisan di masyarakat.

Keberadaan para pelaku tradisi yang mengabdikan diri untuk menjaga dan melestarikan tradisi selama ini merupakan hal penting yang perlu diperhatikan. Salah satu hal yang dapat dilakukan saat ini adalah memberikan ruang-ruang virtual yang memungkinkan dilaksanakannya tradisi lisan di masyarakat dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Pelaksanaan tradisi lisan dapat dilakukan jika pemerintah daerah bersama masyarakat menyiapkan ruang dan momen secara virtual bagi para pelaku tradisi. Memang ini terlihat sangat sulit karena aktivitas pelaksanaan tradisi lisan tidak seperti kegiatan lain yang bisa dengan mudah dilakukan secara virtual. Tetapi masa pandemi ini memberikan tantangan bagi para pelaku tradisi, pemerintah, dan masyarakat untuk dapat berjuang mempertahankan tradisi agar tidak mengalami kepunahan.

Pandemi Covid-19 mengubah tatanan hidup masyarakat secara menyeluruh. Kehidupan yang dulunya dapat saling kontak satu dengan lain secara langsung berganti dengan menjaga jarak. Aktivitas yang dilakukan di ruang-ruang umum secara langsung digantikan melalui aktivitas virtual. Dan aktivitas yang dilakukan secara daring semakin marak saat ini.

Bahkan telah menjadi budaya dan tradisi baru di tengah masyarakat. Mungkinkah ini menjadi embrio untuk kepunahan suatu tradisi lisan dengan nilai-nilai lokalnya? Mari kita pikirkan dan renungkan bersama. Jika memang tradisi lisan adalah hal penting untuk menjaga identitas kita. Maka akan ada solusi untuk membuatnya tetap bertahan hidup ke depan.

HELMI KASTANYA, S.Pd
Peneliti di Kantor Bahasa Maluku,

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel