-->

Petrus Fatlolon Nilai Kelangkaan Beras di Saumlaki Jadi Pelajaran Berharga

SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Bupati Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku, Petrus Fatlolon menyarankan agar semua masyarakat MTB dapat mengambil hikmah dan makna positif dari peristiwa kelangkaan beras di Kota Saumlaki yang terjadi beberapa hari yang lalu.

“Mestinya kita ambil hikmahnya, orang Tanimbar mungkin mengambil makna dari peristiwa ini,” ungkap Bupati saat diwawancarai wartawan usai melantik 70 pejabat eselon II, III dan IV di Pendopo Bupati pada Selasa (13/3).

Ia membandingkan kehidupan masyarakat Tanimbar dulu yang mengkonsumsi nasi hanya sekali dalam sebulan dan kondisi sekarang yang sudah sangat bergantung pada beras dengan menceritakan pengalaman kecilnya.

“Saya ingat dulu ketika saya kecil, berusia 7 atau 8 tahun itu, orang tua saya memberi makan beras 1 kali dalam sebulan. Kita itu lebih banyak makan ubi, kumbili, keladi, petatas dan pisang. Ternyata dari makan pisang, ubi, keladi itu seorang Petrus Fatlolon menjadi seorang Bupati. Anak-anak saya mungkin sekarang yang makan nasi, makan spageti, makan segalanya itu belum tentu mereka bisa ganti saya jadi Bupati,” tutur Bupati Fatlolon.

Ia sendiri memaknai kelangkaan beras di Kota Saumlaki sebagai tanda untuk kembali mengingatkan masyarakat di Bumi Duan Lolat agar memanfaatkan sumber daya alamnya yang melimpah lewat komoditas-komoditas unggulan ciri khas Tanimbar.

“Jadi sesungguhnya ini makna besar juga bagi orang Tanimbar untuk jangan tergantung pada beras. Kita punya tanah subur, Bumi Yamdena, Bumi Tanimbar ini sangat subur. Nah kenapa kita tidak memanfaatkan alam yang subur ini untuk tanam komoditi-komuditi pangan seperti beras merah, padi, pisang, keladi, ubi, jagung,” ajak dia. (Laura Sobuber)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel