-->

Inilah Tiga Komponen Mewujudkan Pendidikan Berkualitas di MTB

Inilah Tiga Komponen Mewujudkan Pendidikan Berkualitas di MTBSAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadispenbud) Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku, Ir. Lieke Tan, MS mengatakan ada tiga komponen penting yang sangat berperan dalam mewujudkan pendidikan  yang berkualitas.

“Tiga komponen itu adalah dari sekolah itu sendiri, keluarga serta masyarakat dan pemerintah,” kata Lieke saat diwawancarai Lelemuku.com di ruang kerjanya, Pada Selasa (03/04).

Ia menjelaskan bahwa sebuah sekolah berfungsi sebagai wadah pendidikan dalam mempersiapkan anak didik melalui proses pembelajaran, dimana sekolah itu mampu meberikan ilmu dan membentuk pola pikir yang baik dan karakter yang kuat.

“Jadi guru tidak akan memberikan ilmu saja tetapi juga moral dan etika, harus ditanamkan di sekolah. Sehingga murid ini akan diarahkan ke mana, kita yang harus persiapkan. Kalau kita mau menjadikan siswa-siswa ini sebagai anak-anak yang cerdas dan berkarakter berarti para pendidik, guru itu harus jadi teladan,” jelas Lieke.

Kadispenbud menilai masih banyak guru yang belum menjadi teladan bagi murid-muridnya, dilihat dari ada oknum guru yang masih mengonsumsi minuman keras, bermain judi, mengeluarkan kata-kata kasar kepada murid di sekolah yang sama sekali tidak menjadi berkat bagi peserta didik.

“Ada banyak guru yang sagat menjadi teladan tapi masih banyak juga yang belum. Contohnya seperti masih minum mabuk, main judi, ada guru yang mengeluarkan kata-kata kasar kepada anak-anak di sekolah atau kata-kata yang tidak memberkati, maki-makian itu masih menghiasi sekolah dan masih ada dengan tindak kekerasan,” nilai dia.

Lieke menyatakan ada bedanya pola pembinaan kepada siswa pada jaman dulu dan masa sekarang. Jaman dulu guru masih menggunakan cara kekerasan tapi masa sekarang tidak bisa karena bisa disalah artikan oleh siswa.

“Pola pembinaan yang dulu itu sudah tidak ngetren lagi sekarang. Sekarang dengan adanya KDRT itu sudah tidak bisa lagi. Karena kalau kita dengan kekerasan maka mental, karakter anak dari kecil itu dia sudah membentuk jiwa dendam dalam diri. Itu tidak boleh, kalau kita semakin keras dengan anak, anak itu dia akan lebih keras lagi. (Aksamina Masela)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel